Pembelajaran Jarak Jauh vs Tatap Muka: Pilih yang Mana?

  Pembelajaran Jarak Jauh vs Tatap Muka: Pilih yang Mana?

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah. Pendidikan tak berhenti di bangunan sekolah saja, tetapi juga di rumah, di jalan, dan di mana-mana.”

--- Ki Hajar Dewantara ---


Benarkah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tidak efektif? Tak dapat dipungkiri, proses pembelajaran pada masa pandemi berbeda dengan proses pembelajaran seperti biasanya. Peserta didik tidak dapat bertatap muka dengan guru secara langsung dalam ruang kelas. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Terdapat juga Relaksasi Pembelajaran Tatap Muka untuk daerah yang berstatus zona kuning. Namun, baik Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) maupun Relaksasi Pembelajaran Tatap Muka (bagi zona kuning) menghadapi berbagai kendala. Inovasi mutlak diperlukan untuk mendukung kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) maupun pembelajaran tatap muka. Inovasi tersebut dapat berupa inovasi pada kurikulum, media pembelajaran, asesmen (penilaian), dan juga pendampingan oleh orang tua.

Kurikulum

Kurikulum dikembangkan oleh sekolah berfungsi sebagai pedoman dalam proses pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan memperhatikan kondisi peserta didik dan lingkungan. Inovasi kurikulum dapat dilakukan dengan penyesuaian jadwal pembelajaran. Pengaturan waktu kegiatan pembelajaran dan pembagian mata pelajaran disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Pengembangan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan pendampingan orang tua juga merupakan salah satu inovasi yang dapat dilakukan. Sekolah dapat menyusun kurikulum yang memberikan kesempatan bagi guru mengembangkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga pembelajaran menjadi efektif karena disesuaikan dengan kondisi peserta didik.

Media pembelajaran

Media pembelajaran dapat dikatakan menjadi hal yang wajib pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pemanfaatan media dapat menunjang kegiatan pembelajaran, baik media yang digunakan untuk pembelajaran maupun media yang digunakan pada proses pembelajaran. Beberapa media seperti ZoomGoogle Meet, dan lainnya memungkinkan peserta didik dan guru melakukan pembelajaran tatap muka melalui jaringan internet. Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom dan Edmodo dapat digunakan guru untuk mengelola kegiatan dan materi pembelajaran. Website Rumah Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan juga media pembelajaran interaktif lainnya dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh.

Asesmen (Penilaian)

Asesmen (penilaian) sesuai dengan Kurikulum 2013 meliputi penilaian terhadap Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan. Penilaian pengetahuan dan keterampilan yang mengacu pada aspek kognitif peserta didik dapat diukur menggunakan instrumen tes online yang disusun guru. Bagaimana dengan penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial? Dapatkah guru melakukan penilaian aspek sikap dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ)? Guru dapat menilai aspek sikap spiritual dengan meminta peserta didik untuk berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Presensi online (aspek sikap sosial: disiplin) dan keaktifan siswa saat pembelajaran online (aspek sikap sosial: aktif) juga dapat dilakukan guru dalam proses pembelajaran.

Pendampingan Orang Tua

Pendampingan orang tua diperlukan untuk memastikan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Jika peserta didik pada zona kuning mulai melakukan pembelajaran tatap muka, orang tua harus memastikan bahwa peserta didik mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, baik pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka pada saat pandemi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Diperlukan inovasi pada pembelajaran jarak jauh dan juga kepatuhan terhadap protokol kesehatan pada pembelajaran tatap muka.

 

Tidak ada komentar untuk " Pembelajaran Jarak Jauh vs Tatap Muka: Pilih yang Mana?"

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel